Penampilan dan Pakaian Sebagai Identitas Diri Dalam Interaksi Interpersonal
Tujuan pencitraan,adalah salah satu faktor yang
disebut Deddy Mulyana yang mempengaruhi seseorang dalam berbusana dan berdandan.Sebagian
orang berpandangan bahwa pilihan seseorang atas pakaian mencerminkan
kepribadiannya.Tidak dapat pula dibantah bahwa pakaian,seperti juga
rumah,kendaraan,perhiasan,digunakan untuk memproyeksikan citra tertentu yang
diinginkan pemakainya.(Deddy Mulyana,2007:394). Fungsi awal pakaian memang dirancang
untuk melindungi dan menutupi bagian-bagian terlarang tubuh kita,akan tetapi
pakaian juga memiliki berbagai fungsi, sebagai bentuk komunikasi, pakaian bisa
menyampaikan pesan artifaktual yang bersifat non verbal.Pakaian merupakan
ekspresi dari identitas seseorang karena saat memilih pakaian, baik di toko
atau di rumah, berarti mendefinisikan dan mendeskripsikan diri.Pakaian menjadi
pijakan awal untuk berinteraksi dengan seseorang,seperti pembentukan
kesan,menunjukan identitas diri,dan lain sebagainya.Pakaian berperan besar
membentuk citra seseorang. Lebih dari pada itu pakaian adalah cermin dari
identitas, status, gender, memiliki nilai simbolik. Pakaian juga mencerminkan hubungan
kekuasaan, serta perbedaan dalam pandangan sosial, politik dan agama. Memang
ada ungkapan kita tidak boleh menilai penampilan seseorang hanya dari
penampilan luarnya saja,akan tetapi sebetulnya kita bisa menilai karakter dan
kepribadian seseorang dengan melihat caranya berpakaian. Pada seseorang yang
sedang melakukan pendekatan romantis, penampilan yang rapi dapat meningkatkan
minat terjalinnya hubungan. Sebagian besar wanita berpendapat bahwa memandang
pria yang berpakaian resmi lebih menarik dari pada pria yang berpakaian biasa. Saat
kita akan melakukan interaksi interpersonal,kita terkadang melihat bagaimana
busana orang itu.Karena itulah orang-orang terkadang menggunakan busana dan
dandanan yang akan membuat image diri mereka tinggi di mata orang lain. Mereka
berkeyakinan dengan busana dan dandanan yang menampilkan prestise tinggi mereka akan lebih “dianggap” oleh orang lain.Dalam
hal ini biasanya lebih banyak dilakukan oleh istri-istri pejabat tinggi.Mereka
sengaja mengenakan busana dan aksesoris bermerk untuk menunjukan bahwa diri
mereka adalah golongan elit.Segala yang melekat pada diri mereka adalah
simbol,pesan non verbal yang digunakan untuk menggambarkan diri mereka.Tapi
selain identitas diri “elit” yang ingin mereka tunjukan,pesan yang ditangkap
orang lain justru mereka adalah orang
yang suka pamer.Pesan yang ingin disampaikan berbeda dengan image yang akhirnya
tercipta. Selain itu sebagai contoh lain,dewasa ini semakin banyak remaja
bergaya dan berbusana bak artis terkenal.Mereka mengenakan baju,aksesoris dan
dandanan layaknya artis pujaan mereka.Hal ini dilakukan dengan berbagai macam
motif.Mungkin para remaja itu tidak ingin dianggap ketinggalan jaman atau
mereka ingin menunjukan bahwa mereka adalah fans berat salah satu artis.Saat
terjadi interaksi interpersonal mereka akan merasa bangga dengan gaya busana
mereka. Kita cenderung mempersepsi orang dan memperlakukan orang yang sama
dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian berbeda.(Deddy Mulyana,2007:394)
Contohnya jika suatu waktu kita berbincang-bincang dengan seorang yang
mengenakan baju gamis dan sorban di masjid tentu kita akan menjaga cara bicara
kita dengan sopan dan ramah,akan berbeda jika kemudian kita berjumpa lagi
dengan orang yang sama di penjara dengan menggunakan baju tahanan,cara kita
berinteraksi kita akan berbeda dengan sebelumnya. Orang terkadang akan
cangggung ketika berhadapan dengan orang yang mengenakan seragam militer
lengkap,tapi ketika kita bertemu orang yang sama dengan pakaian yang santai
seperti celana pendek dan kaos biasa,pembicaraan kita akan lebih santai. Contoh
diatas menunjukan bagaimana pakaian sangat mempengaruhi pola interaksi
interpersonal kita dengan orang lain karena image yang berbeda tercipta dengan
pakaian yang berbeda. Para wanita muslimah mengenakan jilbab untuk menunjukan
identitas diri mereka.Identitas diri yang tercipta dari seorang wanita yang
berjilbab adalah sopan santun dan taat agama.Dalam berinteraksi dengan wanita
yang berjilbab dengan sendirinya pola komunikasi kita akan menyesuaikan,misal
dengan berbicara lebih sopan,menurunkan intonasi bicara dan kita pun akan lebih
segan pada wanita yang berjilbab. Busana
dan dandanan orang dalam membentuk image
dan identitas diri juga dianut oleh seorang presiden seperti Barrack Obama.Gaya
berbusana Obama menimbulkan kesan enerjik dan bertenaga,namun tetap
berwibawa.Selain itu Obama ketika di gedung putih seringkali tidak mengenakan
jas resminya sebagai presiden untuk menciptakan kesan santai,agar tidak terlalu
kaku.Hal ini terbukti berhasil.Hubungan Obama dan staf-stafnya terlihat santai
tapi masih dalam batas kewajaran atasan dan bawahan.Dengan image seperti itu
Obama berhasil menciptakan iklim kerja yang menyenangkan di Gedung Putih.(http://www.tempointeraktif.com/hg/amerika/2009/01/30/brk,20090130-157537,id.html).
Membentuk image melalui apa yang kita kenakan dapat juga menimbulkan efek
negatif.Seorang penipu dengan gaya berpakaian yang rapi dan necis akan
membentuk rasa percaya kita pada dirinya,sehingga tanpa sadar kita terbawa alur
pembicaraanya harta benda kita raib dibawa pergi.Contoh seperti ini pernah
terjadi di dunia nyata seperti kasus Selly si penipu cantik.dengan modal
parasnya yang cantik dan penampilan yang meyakinkan,banyak orang yang tertipu
hingga puluhan juta rupiah. Selly berhasil membentuk image dirinya agar orang
lain percaya padanya.(http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/11/05/19/llf4zj-si-penipu-cantik-selly-disidang-hari-ini).
Ketika memilih pakaian, sesungguhnya seseorang ingin menyatakan sesuatu tentang
dirinya. Meski ada yang menyangkal mereka tidak memikirkan apapun tentang
image, itulah image yang akan ditampilkannya. Seseorang yang mengenakan pakaian
muslim, mungkin bermaksud menunjukkan kepatuhan, identitas muslimnya, nyaman
dengan pakaian tersebut, merasa lebih dapat menjaga dirinya, menyesuaikan diri
dengan kegiatan tertentu, atau pendekatan pada komunitas tertentu. Seseorang
berpakaian sexy mungkin bermaksud menyatakan dirinya memiliki tubuh yang indah,
penyesuaian pada kegiatan, terbuka untuk peluang pendekatan, bermaksud untuk
menarik perhatian, dll.Pada akhirnya semua itu kembali pada diri
masing-masing.Berbusanalah yang wajar dan sesuai dengan diri.Berpakaianlah
sesuai dengan situasi, kondisi dan peran kita.Karena bagaimanapun juga
identitas diri kita akan terbentuk baik dengan sendirinya jika kita nyaman pada
apa yang kita kenakan. Mengenakan penampilan dengan tepat, akan meningkatkan
kepercayaan diri.
Komentar
Posting Komentar