TEORI EVOLUSI KIMIA
Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap
apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong
para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang awal mulakehidupan.
Antara pakar-pakar tersebut antara lain : Harold Urey, Stanley Miller, dan
A.I.Oparin. mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi
ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi
menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata,
Mollusca, dan lain-lain.
Para pakar biologi, astronomi, dan
geologi sepakat, bahwa planet bumi ini terbentuk kira-kira antara 4,5-5 miliar
tahun yang lalu. Keadaan pada saat awal terbentuknya sangat berbeda dengan
keadaan pada saat ini. Pada saat itu suhu planet bumi diperkirakan
4.000-8.000°C. pada saat mulai mendingin, senyawa karbon beserta abeberapa
unsur logam mengembun membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya tetap
gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kegiatan vulkanik, permukaan
bumi yang masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus menerus. Ketika
mendingin, kulit bumi tampak melipat-lipat dan pecah.
Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi
juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2),
Nitrogen (N2), Oksigen (02), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan
bumi akrena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Di atmosfer juga
terbentuk senyawa-senyawa sederhana yang mengandung unsure-unsur tersebut,
seperti uap air (H20), Amonia (NH3), Metan (CH4), dan Karbondioksida (C02).
Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas
atmosfer. Ketika suhu atmosfer turun sekitar 100°C terjadilah hujan air
mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan semacam
ini pasti bumi saat itu belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu
memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena tersedianya zat (materi) dan
energi yang berlimpah.
Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini ? Pertanyaan inilah yang mendorong beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta melakukan experiment. Di antara Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey dan Stanley Miller.
Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini ? Pertanyaan inilah yang mendorong beberapa Ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta melakukan experiment. Di antara Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey dan Stanley Miller.
Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893)
Harold Urey adalah ahli Kimia
berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada suatu saat atmosfer
bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air (H20), Amonia(NH2),
dan karbon dioksida (C02) yang semuanya berbentuk uap. Karena adanya pengaruh
energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi
diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari
Urey tersebut biasa dikenal dengan teori Urey.
Menurut Urey, zat hidup yang pertama
kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut
selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk
hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di atmosfer
tersebut didukung kondisi sebagai berikut:
a)
kondisi 1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen
yang sangat banyak di atmosfer bumi
b)
kondisi 2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar
dan radiasi sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk
molekul zat yang lebih besar,
c)
kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling sederhana yang susunan kimianya
dapat disamakan dengan susunan kimia virus, dan
d)
kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat hidup yang
terbentuk tadi berkembang menjadi sejenis organisme (makhluk hidup yang lebih
kompleks).
Eksperimen Stanley Miller
Miller adalah murid Harold Urey yang
juga tertarik terhadap masalah awal mula kehidupan. Didasarkan informasi
tentang keadaan planet bumi saat awal terbentuknya, yakni tentang keadaan suhu,
gas-gas yang terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat
laboratorium sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold
Urey.
Kedalam alat yang diciptakannya,
Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air. Alat, tersebut juaga
dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur didalamnya.
Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat
alat tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik
bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi
membentuk suatu zat baru. Kedalam perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga
gas-gas hasil reaksi dapat mengembun.
Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan
terhadap air yang tertampung dalam perangkap embun dianalisis secara
kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung senyawa organic sederhana, seperti
asam amino, adenine, dan gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller ini
dicoba beberapa pakar lain, ternyata hasilnya sama. Bila dalam perangkat
eksperimen tersebut dimasukkan senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan
mengandung ATP, yakni suatu senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam
kehidupan. Lembaga penelitian lain, dalam penelitiannya menghasilkan
senyawa-senyawa nukleotida.
Nukleotida adalah suatu senyawa
penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose Nukleat) dan ARN (Asam Ribose Nukleat),
yaitu senyawa khas dalam inti sel yang mengendalikan aktivitas sel dan
pewarisan sifat.
Eksperimen Miller dapat memberiakn
petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem kehidupan seperti Lipid,
Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Nukleotida dan lain-lainnya dapat terbentuk
dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para
ilmuwan secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul
kehidupan tetap merupakan rahasia alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka
buktikan barulah mengetahui terbentuknya senyawa organik secara bertahap, yakni
dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba dengan energi listrik
halilintar. Selanjutnya semua senyawa tersebut bereaksi membentuk senyawa yang
lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnya membentuk senyawa yang
merupakan komponen sel.
Komentar
Posting Komentar